Site Meter

Friday, November 5, 2010

KETIKA MALU MENJADI SUATU BUDAYA...

Hai para T-reader, jumpa lagi nie.. gmana kabar kalian, masih tetap semangat dong.. yah walaupun sekarang sedang ada musibah yang menggemparkan dunia, tapi kita harus tetap semangat menjalani hidup ini. oke, langsung saja kita ke topiknya. kali ini saya ingin memberikan sedikit cerita yang mudah-mudahan mendatangkan inspirasi untuk kalian semua. cerita ini saya dapat dari teman kaka saya, RIZKA MARGIATI ( seneng dah lo gw bawa-bawa.. haha ) di dalam facebooknya. cerita ini merupakan cerita seorang yang akan dihukum mati, tapi akhirnya tidak dihukum mati. ingin tahu apa sebabnya?? langsung lihat saja ke TEKAPE !!!!!




Suatu hari Abu Dzar kedatangan sesorang yang meminta tolong untuk MENJADI JAMINAN QISHOS DI TIANG GANTUNGAN, karena dia harus pulang kampung untuk ketemu anak istri dan orang tuanya untuk meminta maaf. dia berjanji akan kembali pas hari eksekusi dilaksankan.

Pas pada hari H.....semua orang kumpul ditengah lapang dan dengan tenang ABU dZar duduk di kursi pesakitan untuk menjadi BADAL QISHOS/ pengganti penerima hukuman ( jujur ane kalo jadi BADAL HAJI mau.....ini mah jadi BADALditiang pancung...Atuuuuut). semuaa orang sangat cemas, karena orang yang menjadi pelaku utama BELUM DATANG. Sebagai gantinya, Abu Dzar bersiap untuk menerima hukuman karena Pelaku utama belum hadir.


Hakim bertanya; " Wahai Abu Dzar, kenapa engkau mau menjadi jaminan untuk dihukum dari sang pelaku utama ?

Abu Dzar menjawab :' AKU MALU kalau nanti ditanya Allah,kenapa engkau tidak memberikan pertolongan kepada orang yang datang kepadamu"

Ketika abu dzar bersiap dengan tenang menghadapi Al fukat eeeh Al Gozo, tiba-tiba sang pelaku utama datang untuk menjalani hukuman.

Hakim merasa heran dan bertanya kepada pelaku utama, :" Wahai pulan, kenapa engkau datang untuk menjalani hukuman ? padaahal engkau bisa bebas kemana engaku mau, karena sudah ada orang yang menjadi pengganti untuk menjalani hukuman ini ?

Pelaku utama menjawab ; " AKU MALU kalau nanti ditanya Allah, kenapa engkau tidak bertanggung jawab atas perbuatan mu, malahan engkau meminta orang lain untuk menggantikan mu ditiang pancungan?

Semua orang terkesiap mendengar jawaban Abu Dzar dan pelaku utama yang TANPA REKAYASA, karean sang pelaku utama tidak mendengar pernyataan MALU abu Dzar.

Namun yanga amat lebih dahsyat lagi adalah.....SANG PENUNTUT HUKUMAN berdiri dan berkata ; "wahai hakim...tolong bebaskan pelaku utama dari hukuman yang aku tuntut ", Hakim Bertanya " Kenapa engkau menarik tuntutan hukum ?

Sang Penuntut berkata,: " AKU MALU kalau ditanya Allah, kenapa engkau tidak membebaskan tuntutan hukum bagi pelaku yang ikhlas dan bertaubat untuk siap menjalani tuntutan tersebut?

Alangkah indahnya kalau MALU menjadi budaya. itulah sepenggal kisah dari seorang santri MADARASAH RUHANI RASULULLAH.

Coba kalian bayangkan, bila manusia memiliki rasa malu yang seperti itu. Dunia pasti akan damai dan tentram. Semoga kita memiliki rasa MALU yang menuntun ke jalan kemuliaan. Bukan malah bangga dengan perbuatan maksiat yang dibungkus dengan kesalehan yang akhirnya kita menjadi hamba yang tertunduk MALU didepan ALLAH, Sang maha DAHSYAT.


Wallahu'alam bi ash-Showab

AL HIJRI II Bogor 29 Oktober 2010 ( Cerita ini disampaikan oleh Ust. Ismai, seorang tuna netra Hafidz Al Qur'an 30 Juz)

0 Komen:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
MMORPG Games - MMORPG List - Video Game Music